Salam
dalam kepanduan difungsikan sebagai media untuk saling menghargai dan
menghormati antar Pandu entah itu pandu Hizbul Wathan atau pandu
lainnya. Salam dalam kepanduan juga digunakan untuk mempererat tali
silaturahmi yang kuat antar sesama pandu. Dengan saling tegur sapa
dan berjabat tangan diharapkan ikatan yang tulus dapat terbentuk
didalamnya. Salam dalam kepanduan Hizbul Wathan dapat berupa ucapan
Salam “Assalamu'alaikum” atau sikap hormat. Adapun salam
dan/atau hormat diberikan oleh
seorang pandu Hizbul
Wathan kepada:
- Sesama Pandu Hizbul Wathan dan anggota kepanduan lain.
-
Jenazah (tidak pandang entah itu agama atau bangsanya)
-
Upacara-upacara yang didalamnya terdapat pembacaan/ulang janji.
Dalam
kepanduan
Hizbul Wathan terdapat
tata
cara dalam memberikan salam. Adapun cara memberikan salam antara lain
dengan cara-cara berikut:
- Seorang pandu Hizbul Wathan memberi salam dengan tangan kanan. Kelima jari dirapatkan, disandarkan pada pelipis kanan, atau jika sedang memakai topi maka disandarkan pada pinggiran topi sebelah kanan. Telapak tangan menghadap ke depan agak miring sedikit. Jika pandu sedang membawa tongkat, maka tongkat dipindahkan ke tangan kiri terlebih dahulu baru memberi salam.
-
Jika seorang pandu sedang dalam keadaan berjalan, maka tidak perlu berhenti, namun bisa dilakukan dengan mengangkat tangan kanan (seperti poin 1.). Jika jaraknya jauh, maka tidak perlu mengucapkan salam.
-
Jika pandu sedang membawa barang dengan kedua tangannya atau sedang memegang kemudi, salam diberikan dengan cara melihat ke arah yang akan diberi hormat dengan senyum dan sedikit menganggukkan kepala.
-
Jika seorang pandu bertemu atau berpapasan denga pandu lain untuk pertama kalinya, maka yang melihat terlebih dahulu yang memberikan salam. Sedapat mungkin yang usianya lebih muda yang mendahului memberi salam.
-
Jika seorang Pandu Hizbul Wathan bertemu dengan sesama Pandu Hizbul Wathan dan/atau pandu Islam yang lain, salam atau jabat tangan harus disertai dengan lafal السّلا م عليكم و ر حمۃ الله و بر كا ته dan dijawab dengan و عليكم السّلا م و رحمۃ ا لله و بركاته
-
Pandu HW dapat juga memberikan salam dengan cara berjabat tangan. Jika yang diberi salam lebih tua, maka yang lebih muda sedikit membungkukkan badannya. Namun hal ini tidak perlu dilakukan jika berjabat tangan dengan pandu yang sebaya.
-
Jika sedang dalam sebuah barisan atau parade, maka salam dan hormat cukup diberikan oleh pemimpin pasukan.
-
Untuk memberikan salam dan hormat pada jenazah, maka caranya adalah sebagai berikut:
- Ketika berjumpa, maka berhenti dulu lalu memberi hormat.
- Doakanlah jenazah tersebut.
- Pada waktu jenazah sejalan/satu jurusan, sedangkan kita ingin mendahuluinya, berilah salam sebelum kita mendahuluinya ke arah jenazah tersebut.
- Setelah kita berada di depannya, bantulah (bila perlu) sekedarnya untuk mengatur kelancaran jalan.
-
Dalam sebuah pelantikan atau upacara, hormat diberikan secara bersama-sama dengan aba-aba atau isyarat yang diberikan oleh pemimpin upacara.
-
Salam dan hormat diberikan baik ketika kita berseragam maupun kita tidak sedang berseragam.