Bagi athfal kegiatan baris
berbaris atau PBB menjadi hal yang jamak dan harus dikuasai. Termasuk
dalam baris berbaris adalah tata cara dalam meninggalkan barisan. Tata
cara ini mengatur tentang bagaimana seorang athfal
dapat keluar atau meninggalkan barisan ketika sedang dalam barisan. Hal
ini perlu diatur sedemikian rupa mengingat salah satu maksud dan tujuan
dilaksanakannya baris berbaris adalah untuk menumbuhkan kedisiplinan.
Sebagaimana peraturan baris berbaris lainnya yang dilaksanakan oleh Athfal, tata cara meninggalkan barisan
diadopsi dari tata cara dan peraturan baris berbaris yang dipunyai oleh
TNI / Polri. Yang dalam hal ini, peraturan-peraturan tersebut diatur
dalam Skep. Menhankam/Pangap Nomor 611/X/1985. Peraturan baris berbaris
termasuk tata cara meninggalkan barisan ini tidak hanya dilakukan oleh Athfal saja namun juga oleh berbagai instansi, organisasi, komunitas,
dan elemen masyarakat lainnya.
Untuk memudahkan para Athfal dalam memahami cara keluar atau
meninggalkan barisan, dalam artikel ini akan dikelompokkan dalam tiga
bagian yaitu:
- Aturan keluar barisan; yaitu serangkaian ketentuan dasar yang berlaku saat seseorang meninggalkan barisannya baik karena dipanggil pemimpin barisan atau karena inisiatif sendiri (izin).
- Cara meninggalkan barisan karena dipanggil pemimpin barisan; yaitu tata cara meninggalkan barisan dan kembali ke barisannya kembali untuk memenuhi perintah atau panggilan pemimpin barisan.
- Cara izin meninggalkan barisan ; yaitu tata cara meninggalkan barisan dan kembali ke barisannya kembali karena seseorang tersebut mempunyai suatu keperluan semisal ke belakang dan lain-lain.
A. Aturan Keluar Barisan
Aturan keluar barisan ini adalah serangkaian aturan yang harus dilakukan
oleh seorang Athfal saat meninggalkan barisannya. Baik karena
dipanggil atau mendapat tugas dari pemimpin barisan atau pun karena
keperluan pribadi. Adapun aturan tersebut adalah sebagai berikut:
- Apabila keluar dari barisan bersaf, ketentuannya adalah:
- Untuk saf depan, tidak perlu balik balik tetapi langsung menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan.
- Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian melalui saf paling belakang selanjutnya memilih jalan yang terdekat menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan.
- Bagi orang yang berada di ujung kanan atau kiri, tanpa balik kanan langsung menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan (termasuk saf 2 dan 3).
- Apabila keluar dari barisan berbanjar, aturannya adalah :
- Untuk saf depan tidak perlu balik kanan, langsung menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan.
- Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian melalui saf paling belakang selanjutnya memilih jalan yang terdekat menuju arah yang memanggil atau meninggalkan barisan.
Yang dimaksud dengan "menuju arah yang memanggil" di sini adalah
menghampiri / di depan pemimpin barisan (baik itu pemimpin ataupun
pembina) untuk menerima tugas (saat dipanggil oleh pemimpin barisan).
Sedangkan "meninggalkan barisan" adalah meninggalkan barisan ke tempat
sesuai keperluan (saat meninggalkan barisan karena suatu keperluan).
B. Meninggalkan Barisan Karena Dipanggil Pemimpin Barisan
Apabila pemimpin barisan (baik pemimpin ataupun pembina Athfal
memberikan perintah kepada seorang Athfal, terlebih dahulu ia memanggil
nama Athfal itu ke luar barisan dan memberikan perintahnya apabila Athfal tersebut telah berdiri dalam sikap sempurna. Orang yang menerima
perintah ini harus mengulangi perintah tersebut sebelum melaksanakannya
dan mengerjakan perintah itu dengan bersemangat.
Tata caranya adalah sebagai berikut:
- Pembina/pelatih/pemimpin memanggil : “Ahmad tampil ke depan”
- Athfalyang dipanggil tersebut mengucapkan kata-kata “Siap Ahmad Tampil ke depan”, kemudian keluar barisan sesuai dengan Aturan Keluar Barisan (poin A), dan menghadap di depan pemimpin barisan.
- Athfal yang dipanggil memberi hormat.
- Setelah selesai memberi hormat mengucapkan kata-kata: “Lapor, siap menghadap”.
- Pemimpin barisan memberikan perintah, semisal "Berikan aba-aba di tempat"
- Athfal yang dipanggil mengulangi perintah tersebut. Contoh: “Berikan aba-aba di tempat”.
- Athfal melaksanakan tugas / perintah tersebut hingga selesai.
- Setelah selesai melaksanakan perintah/petunjuk, Athfal menghadap di depan pemimpin yang memanggil dan mengucapkan kata-kata: “Memberikan aba-aba di tempat telah dilaksanakan, Laporan selesai”.
- Pemimpin barisan memberikan perintah : “Kembali ke tempat”.
- Athfal yang dipanggil tersebut mengulangi perintah kemudian memberi hormat, selanjutnya kembali ke barisan.
C. Cara Izin Meninggalkan Barisan
Sering kali karena satu dan lain hal
seorang anggota barisan terpaksa harus meminta izin untuk keluar dari
barisan. Semisal karena ingin ke kamar kecil (ke belakang) dan
lain-lain. Untuk meninggalkan barisan seorang Athfal harus mendapatkan
izin dari pemimpin barisan. Tata cara untuk izin meninggalkan barisan
adalah :
- Athfal yang akan meminta izin mengambil sikap sempurna kemudian mengangkat tangan kanannya ke atas (tangan dibuka, jari-jari dirapatkan).
- Pemimpin barisan bertanya: “Ada apa?”
- Athfal yang akan meminta izin menjawab: “ke belakang”
- Pemimpin barisan mengatakan : “Baik, lima menit kembali”
- Athfalyang akan meminta izin mengulangi: “Lima menit kembali”
- Athfal tersebut selanjutnya keluar barisan sesuai dengan aturan keluar barisan di atas (poin A) dan menuju tempat sesuai keperluannya.
- Bila keperluannya telah selesai, maka Athfal tersebut menghadap di depan pemimpin barisan dan memberi hormat.
- Setelah memberi hormat, Athfal tersebut mengucapkan “Lapor, Ke belakang selesai Laporan selesai”.
- Pemimpin menberi perintah “Masuk barisan”
- Athfal tersebut mengulangi perintah kemudian menghormat, balik kanan dan kembali ke barisannya pada kedudukan semula.
Adapun aturan untuk kembali ke dalam barisan adalah sebagaimana aturan
keluar barisan baik dalam barisan bersaf maupun berbanjar.
Itulah tata cara dalam meninggalkan barisan. Seorang Athfal tidak harus
melaksanakan tata cara tersebut secara sama persis. Sering kali
'sedikit modifikasi' diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi.
Bahkan disesuaikan dengan kreatifitas masing-masing. Akan tetapi secara
garis besar, untuk meninggalkan barisan tata cara dan aturan inilah yang
digunakan.